Rabu, 25 April 2012

Del Piero, Sosok Pemain Sepak Bola Paling Konsisten yang Menjadi Panutan

Del Piero bersama Buffon usai mengalahkan Inter di Derby Italia 

Siapa pemain terbaik dunia dalam dekade terakhir?
Kalau tolok ukurnya adalah peraih gelar dari FIFA sebagai pemain terbaik dunia, tentunya tidak jauh dari Lionel Messi, Ronaldo atau Zinedine Zidane sebagai terbaik dari yang terbaik. Karena ketiga pemain tersebut telah tiga kali berhasil terpilih sebagai pemain terbaik dunia versi FIFA sebagai federasi sepak bola seluruh dunia. Messi yang sekarang ini seakan menggila di Barcelona dengan meraih tiga gelar Liga Champions dalam kurun waktu enam tahun terakhir, meski belum pernah membawa negaranya Argentina meraih gelar Piala Dunia. Begitu pun dengan Ronaldo asal Brasil yang melanglang buana di Inter Milan, Real Madrid maupun AC Milan, hampir komplit dengan membawa negaranya meraih gelar Piala Dunia serta sebagai finalisnya minus Liga Champions. Atau Zinedine Zidane yang lengkap dengan raihan trofi Liga Champions saat bersama Real Madrid dan juga Piala Dunia serta Piala Eropa saat membela Prancis.
Diantara ketiganya sulit untuk dikatakan sebagai yang terbaik dari yang terbaik, karena sama-sama mempunyai keunggulan tersendiri. Dengan mengatakan bahwa sepak bola adalah permainan tim, maka Zidane berhak dikatakan sebagai yang terbaik diikuti oleh Ronaldo dan terakhir adalah Messi. Itu asumsinya kalau menilik dari raihan gelar mereka yang komplit baik di klub maupun saat membela negaranya. Namun kalau ditanyakan bahwa siapakah pemain sepak bola paling konsisten dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir, tentunya kita harus memilih di luar dari mereka. Sebab meskipun ketiganya adalah pemain terbaik dari yang terbaik, tetapi di atas langit tentu masih ada langit lagi.
Dan sosok yang tepat untuk dicari jawabannya adalah Del Piero.
Pemain Juventus yang saat ini sudah bisa dibilang tua alias dalam karir sepak bola dikatakan uzur karena sudah berusia 37 tahun. Dimana dalam usia seperti itu, kecuali kiper sangat jarang ada yang konsisten untuk tetap merumput. Di Italia sendiri selain Del Piero yang memasuki usia senja adalah Filippo Inzaghi serta Francesco Totti sedangkan Ryan Giggs dan Paul Scholes di liga Inggris dan Raul Gonzalez di liga Jerman.
Dari keenam pemain sepak bola yang berusia senja tersebut, Del Piero adalah sosok panutan yang menjadi inspirasi bagi pemain muda lainnya di belahan bumi Eropa. Bukan karena koleksi piala yang pernah diraihnya bersama klub dan negara yang hampir lengkap, kecuali Piala Eropa dimana tahun 2000 lalu Italia hanya menjadi Runner up. Namun karena sikap profesional dan totalitasnya bermain demi membela klub yang hingga kini membuat pemain sepak bola manapun menjadi bangga. Ketika gelar juara liga Italia (Serie A) dicabut pada tahun 2006 serta berakhir dengan turun kastanya Juventus ke divisi dua (Serie B). Del Piero tetap setia bersama beberapa pemain senior Juve lainnya seperti Buffon, Trezeguet dan Nedved. Sementara pemain bintang lainnya macam Ibrahimovic, Cannavaro, Zambrotta, Thuram dan beberapa lainnya memilih untuk pindah karena enggan bermain di sepak bola Italia yang hanya kasta dua. Del Piero sebagai kapten dan juga maskot klub tetap meyakini kepada penggemar Juventus dengan mantap mengatakan bahwa ia bersama beberapa pemain lainnya akan tetap berjuang agar tahun depan dapat kembali di Serie A.
Terbukti, hanya dalam satu tahun akhirnya Juventus dapat promosi kembali ke Serie A dengan menduduki peringkat pertama, lalu Del Piero?
Ia menjadi topskor atau pemain terbanyak yang melesakkan gol ke gawang lawan saat merumput di kasta nomor dua dalam sepak bola Italia.
Hebatnya lagi, di tahun berikutnya ia kembali menjadi topskor di Serie A dan membuat namanya dipanggil untuk membela timnas Italia di Piala Eropa 2008.
Raihan kedua gelar pribadi yang bergengsi itu semakin menancapkan namanya sebagai salah satu penyerang nomor wahid dunia. Ditambah dengan fakta bahwa ia pernah menjadi topskor di Liga Champions tahun 1997/1998.
Ketika memakai seragam timnas, ia turut membawa Italia ke final Piala Eropa 2000 saat dikalahkan Perancis di babak perpanjangan waktu. Enam tahun kemudian, ia turut serta membawa Italia sebagai juara Piala Dunia saat melakukan revans terhadap Perancis di final, dengan turut mencetak gol di babak adu penalti. Tidak lupa sebelumnya di Semifinal ketika berhadapan dengan Jerman sebagai tuan rumah, satu golnya bersama Fabio Grosso membungkam publik tuan rumah.
Salah satu golnya yang paling sensasional adalah di tahun 2003 lalu, ketika Juventus berhasil mengalahkan Real Madrid 3-1 di Delle Alpi. Saat itu Real Madrid yang dihuni beberapa pemain terbaik dunia seperti Zidane, Figo, Ronaldo dan Raul tidak berkutik dan kalah agregat 2-3, karena Santiago Bernebau hanya sanggup menang 1-0. Dan, golnya Del Piero yang meliuk-liuk menembus barisan pertahanan lawan hingga melewati empat bek Real Madrid dan sang kiper, Iker Casillas pun terhenyak akan aksi Del Piero yang sangat menawan.
Ekspresi kegembiraan usai mencetak gol pertama di Serie A, melawan Inter Milan
Kini, sembilan tahun berselang Del Piero tetap eksis serta mampu membuat seluruh penggemar sepak bola berdecak kagum saat ia mampu mencetak dua gol berturut-turut ke gawang juara Serie A dua tahun terakhir, Inter Milan dan AC Milan!
Seperti yang dilakukannya semalam saat Juventus mengalahkan Inter 2-0, ia turut mencetak gol ketika masuk sebagai pemain pengganti. Ataupun ketika melawan AC Milan di babak Semifinal Copa Italia, dengan satu golnya mampu membuat kedudukan berakhir seri 2-2 hingga Juventus berhak melaju ke final karena unggul agregat 4-3.
Padahal golnya saat melawan Inter Milan adalah gol pertamanya di Serie A sekaligus pemecah kebuntuannya karena selama ini kurang dilirik oleh sang pelatih yang juga kawan satu tim dahulu, Antonio Conte. Namun dengan total musim ini telah mencetak tiga gol, dua diantaranya di Copa Italia saat melawan AC Milan dan AS Roma, menjadi pembuktian bahwa ia masih mampu bersaing dengan pemain muda lain seperti Matri, Vucinic dan Quagriallera di Juventus.
Selain itu ia pun seorang yang bermental juara karena saat dicadangkan sama sekali tidak mengeluh atau membuat masalah kepada pihak manajemen klub, bahkan ketika tersiar kabar bahwa karirnya di Juventus tidak akan di perpanjang lagi musim depan.
Namun dengan dua golnya di dua pertandingan berakhir menjadi sinyalemen bahwa Del Piero sama sekali belum habis, dan akan terus membawa Juventus meraih posisi terbaik di Serie A.
Pantas saja kalau Del Piero sangat dikagumi semua orang, baik kawan maupun lawan seperti saat David Beckham, Ronaldinho, Lionel Messi dan David Silva lakukan karena kontribusinya yang tinggi terhadap klub. Bahkan seorang Totti (Francesco Totti) yang menjadi saingannya di timnas Italia kerap menyanjungnya sebagai pemain terbaik Italia didekade terakhir bersama Gianluigi Buffon dan Fabio Cannavaro. Berkat keahliannya mengolah bola serta sikap santun di dalam maupun luar lapangan yang selama karir sepak bolanya hanya pernah sekali mendapat kartu merah.

Kehebatan Barcelona: Tiki-taka, La Masia, dan Wasit!!!!

from uefa.com
Tidak ada orang di muka bumi ini yang meragukan kehebatan Barcelona di bawah asuhan Joseph Guardiola. Pemain-pemain terbaik dunia bercokol di klub asal Catalan tersebut. Gaya bermain tiki-taka yang mengandalkan penguasaan bola turut berperan serta menjaga stabilnya kemenangan. Semua ini berujung pada prestasi yang bisa dinyatakan lewat satu kata: mengagumkan! 
Semua tim lantas terobsesi menaklukkan El Barca, entah itu di Spanyol maupun level Eropa. Pelatih-pelatih hebat dan kenyang pengalaman berpikir bagaimana cara meredam Xavi cs. Namun sayang, tatkala tim-tim itu tampil hebat dalam sebauh pertandingan, ada kekuatan lain yang membuat kemenangan gagal diperoleh.  
Guus Hiddink, Arsene Wenger, dan Jose Mourinho adalah sedikit dari pelatih-pelatih hebat itu. Pada musim 2008/2009, Hiddink yang melatih Chelsea merasakan betapa wasit perperan serta menggugurkan kesempatan The Blues berlaga di final Liga Champion. Pengadil bernama Tom Henning Ovrebo tidak memberi penalti kepada Chelsea atas handsall Eto'o pada injury time ketika pertandingan berada dalam keadaan imbang. Hasil seri ini cukup meloloskan El Barca karena pada leg pertama di Camp Nou bermain seri dengan skor kaca mata. 
Musim berikutnya giliran Inter Milan yang dirugikan. Leg pertama LC anak asuhan Jose Muorinho  menang 3-1 di San Siro. Barcelona butuh kemenangan minimal 2-0 agar menjaga peluang mereka mencapai final secara beruntun. Ajaib, di babak pertama wasit langsung menghadiahi Thiago Motta kartu merah karena diduga melanggar Sergio Busquet. Padahal dari layar televisi terlihat jelas bahwa gelandang bertahan Barcelona itu hanya berpura-pura kesakitan. Tapi syukurlah, hingga 90 menit, tuan rumah hanya mampu mencetak sebiji gol sehingga harus tersingkir di semifinal. 
Musim 2010/2011 giliran Arsenal yang dapat celaka. Banyak yang mengatakan bahwa di antara tim-tim Eropa, The Gunners adalah salah satu tim yang gaya bermainnya mirip Barcelona. Dengan demikian, tim asal London ini sangat mungkin menang ketika kedua klub bertemu. Ini kemudian memang terbukti ketika undian mempertemukan keduanya di babak perdelapan final. Van Persie dkk. mengalahkan anak asuh Guardiola 2-1 di Stadion Emirates.  
Hasil seri di leg kedua cukup membuat Arsenal lolos ke babak berikutnya. Tapi yang terjadi adalah sebuah malapetaka. Pada awalnya Arsenal mampu meladeni permainan Xavi cs.  Mereka unggul satu gol sehingga memperbesar peluang lolos. Muncullah kemudian insiden itu. Di tengah riuh penonton Nou Camp, Robin van Persie menerima umpan matang yang langsung ditendangnya ke gawang Victor Valdes. Dia tidak menyadari bahwa posisinya off side. Sambil tertawa, RvP memberi isyarat kepada wasit bahwa dia tidak mendengar bunyi peluit. Tapi wasit berkata lain. Kartu merah langsung disambar sang pengadil dari kantongnya. Tanpa bisa berbuat apa-apa, penyerang asal Belanda itu keluar lapangan disertai gerutu dari Arsene Wenger. 
Hanya dengan sepuluh orang, pertanding`n berjalan timpang. Sebuah penalti diberikan wasit untuk tuan rumah sehingga kedudukan menjadi imbang. Dua gol tambahan lagi membuat Barcelona lolos dengan agregat 4-3. Los Cules melaju hingga final dan mengalahkan Manchester United sehingga merengkuh gelar LC keempatnya. 
Selama tiga tahun berturut-turut semua kita bisa melihat bahwa upaya tim-tim lain untuk menghalahkan Barcelona seolah sia-sia adanya. Tim-tim itu menang tidak sekuat Barcelona, tapi paling tidak pelatihnya punya jurus jitu untuk menang dengan selisih kecil atau sekedar menahan imbang. Tapi wasit menggagalkan segala usaha tersebut dengan kuasanya memberi kartu merah atau tidak memberi penalti dari yang seharusnya diberikan. 
Celakanya lagi, hal yang sama tetap terjadi di musim ini. Kita semua bisa melihat dengan jelas di pertandingan dini hari tadi. AC Milan, satu-satunya wakil Italia yang tersisa di Liga Champion, harus tersingkir di babak perempatfinal gara-gara wasit juga. I Rosonerri yang bermain gerendel khas Italia mampu menahan tiap gempuran dari Messi cs. yang hampir membuat mereka frustasi. Anak asuh Pep ini pun hanya bisa mencetak gol lewat titik putih. Ini adalah penalti pertama di laga tersebut dan seperti kata komentatornya “100 percent correct”.  AC Milan kemudian berhasil membalas dari kaki Nocerino sehingga pertandingan menjadi imbang. 
Tapi kita yang betul-betul paham sepak bola pasti tertawa ketika wasit Bjorn Kuipers memberi penalti kedua. Di saat tendangan penjuru, Sergio Busquet, yang jago sandiwara itu, ditarik bajunya oleh Nesta. Busquet jatuh dan wasit langsung memberi kartu kuning untuk mantan bek Lazio itu. Tidak ketinggalan, penalti diberikan.  
Lionel Messi berhasil mencetak gol untuk kedua kalinya lewat titik putih. Satu tambahan gol dari Iniesta membuat langkah Barcelona kian lapang. Skor 3-1 bertahan hingga akhir laga dan membuat tim Catalan bermain di babak semifinal untuk kali kelima secara beruntun. 
Semua suporter Barcelona tentu senang bukan kepalang dengan hasil tersebut. Tapi saya hanya bisa bersedih karena sepak bola telah rusak hanya untuk membuat Barcelona menggapai puncak kejayaannya. Tidak hanya sekali, tapi berkali-kali dan tampak sebagai sebuah konspirasi, seperti yang pernah dikatakan Jose Mourinho. 
Sekiranya Barcelona berhasil membuat rekor demi rekor pada tahun-tahun mendatang, mungkin bisa dikatakan bahwa klub ini akan menjadi salah satu kandidat klub terbaik Abad 21. Tapi apabila 20 hingga 30 tahun lagi ada orang yang bertanya kepada saya seperti apakah kehebatan klub ini, saya akan menjawab jujur: kehebatan Barcelona bukanlah terutama karena pemain dan pelatihnya yang produk La Masia itu, atau karena gaya bermain tiki-taka, tapi juga ditunjang sepenuhnya oleh wasit! 
Dan yang terakhir inilah yang paling berperan untuk memenangkan pertandingan! 

Senin, 23 April 2012

Kekuatan Fokus

Jika kita mengejar sepuluh ekor ayam pada saat bersamaan,  kemungkinan besar tidak akan ada satu ekor ayam pun yang akan tertangkap. Coba fokuskan perhatian untuk mengejar satu ekor ayam saja, sangat mungkin kita bisa menangkapnya dengan mudah. Itulah contoh sederhana dari fokus. Kita akan lebih mudah mendapatkan apa yang diinginkan jika tetap fokus pada tujuan.
Orang yang tidak fokus, sangat sulit mendapatkan apa yang diinginkan. Ada pepatah mengatakan if you want to get too many things, finally you get nothing. Artinya jika kita menginginkan terlalu banyak, akhirnya kita tidak akan mendapatkan apa-apa. Kita tidak mungkin mendapatkan semua yang kita inginkan sekaligus dalam waktu yang hampir bersamaan. Semua perlu waktu dan proses.
Kekuatan fokus adalah menghimpun semua potensi untuk melakukan apapun yang dibutuhkan dalam meraih keinginan. Pikiran, fisik, mental dan hati kita tertuju dan mengarah ke satu arah. Hanya target itulah yang kita inginkan. Dengan fokus, langkah kaki tak akan kesana kemari, ke kanan atau ke kiri. Mantap dan pasti kaki akan melangkah ke apa yang dicari.
Contoh lainnya yang mungkin pernah kita coba adalah kaca pembesar yang bisa memfokuskan sinar matahari. Kertas yang terkena sinar matahari yang terfokus oleh kaca pembesar bisa terbakar. Hal ini terjadi karena sinar matahari terkonsentrasi di satu titik saja sehingga kekuatannya berkumpul dan bersatu hingga bisa membakar kertas. Coba kalau kaca pembesarnya terus bergerak, pasti kertasnya tidak akan terbakar karena sinar mataharinya tidak terfokus.
Salah satu penyebab tidak fokus adalah sering membandingkan diri dengan orang lain. Mungkin kita sudah punya keinginan tapi ketika melihat orang lain berhasil di bidang lain akhirnya kita terpengaruh dan ikut-ikutan. Apa yang sudah diinginkan terlupakan dan kita sibuk dengan dengan keinginan yang baru.
Penyebab lain tidak fokus adalah kita tidak konsisten dengan pilihan kita sendiri. Bila ada orang lain yang meragukan apa yang kita lakukan, kita jadi bimbang dan akhirnya berhenti berusaha. Kita cari pilihan lain dan terus begitu. Tidak pernah fokus karena tidak komitmen dengan apa yang anda inginkan.
Fokus adalah kekuatan dan tidak fokus adalah kelemahan. Fokus akan memudahkan kita menuju sukses. Tidak fokus akan menghambat kita meraih sukses. Pilihannya sudah jelas, kita harus FOKUS. Stay focus or you loose.
(Dikutip dari http://blogfarhan.com)