Rabu, 24 Agustus 2011

GOA GONG (Goa terindah Se-Asia Tenggara)

Kalau mau melihat salah satu lokasi keajaiban bawah tanah, selayaknya kita melawat ke daerah Pacitan. Sebab di antara bukit-bukit gersangnya, ternyata tersimpan gua-gua eksotisme bawah tanah batuan gamping. Yang hanya akan meninggalkan jejak keindahan bagi mata yang pernah memandangnya.
Menyusuri jalan menuju daerah wisata ini sebenarnya sudah merupakan rekreasi tersendiri. Deretan bukit batuan gamping menghiasi sepanjang kiri-kanan jalan. Jalan yang berkelok indah di sisi pinggir bukit membuat lintasan paralel menyusur di antara kehijauan pohon jati. Angin segar menerpa, di atas aspal baru. Mengantarkan kaki menuju parkiran wisata gua Gong, di Kabupaten Punung, Pacitan Jawa Timur.
Panas tiba-tiba menyergap saat tubuh keluar dari kendaraan. Menyadarkan pikiran saya bahwa kini saya berada di salah satu daerah paling keras di Pulau Jawa. Keras karena batuan gamping meloloskan air sampai ke dasar-dasar liangnya hingga terasa sulit sekali bagi orang-orang di sana untuk mencari setetes air saja.
Masuk ke lokasi, ada retribusi yang harus dibayar, sebesar Rp 2.500. Perlahan, kaki melangkah menaiki tanjakan, menuju pintu gua. Di sepanjang perjalanan menuju mulut gua, deretan kios pedagang makanan masih tertutup rapat. Mungkin karena saya datang bukan saat akhir minggu, jadi deretan kios ini terlihat menutup diri saja.
Lagipula, memang tak banyak pengunjung yang datang saat itu. Hanya terlihat sekelompok pria dewasa, yang sepertinya hanya ingin melewati rasa penasarannya saja untuk melihat isi perut bumi di daerah desa Bomo ini.
Tiba di mulut gua, langkah sempat terhenti oleh datangnya puluhan orang setempat yang menawarkan jasa. Ada yang menawarkan senter dan layanan pemandu bagi yang membutuhkan. Karena sudah membawa headlamp, saya membeli sebuah buku panduan seharga Rp 3.000 saja, dan memutuskan masuk lorong tanpa pemandu.