Ada dua buah benda yang bersahabat karib
yaitu besi dan air. Besi seringkali berbangga akan dirinya sendiri. Ia sering
menyombong kepada sahabatnya : “lihat ini aku, aku kuat dan keras. aku tidak
seperti kamu yang lemah dan lunak.” Air hanya diam saja mendengar tingkah
sahabatnya.
Suatu hari besi menantang air berlomba
untuk menenembus suatu gua dan mengatasi segala rintangan yang ada di sana.
Aturannya : “barang siapa dapat melewati gua itu dengan selamat tanpa terluka
maka ia dinyatakan menang.”
Rintangan pertama mereka ialah mereka
harus melalui penjaga gua itu yaitu batu-batu yang keras dan tajam. Besi mulai
menunjukkan kekuatannya, ia menabrakkan dirinya ke batu-batu itu. Tetapi karena
kekerasannya, batu-batuan itu mulai runtuh menyerangnya dan besipun banyak
terluka disana sini karena melawan batu-batuan itu.
Air melakukan tugasnya, ia menetes
sedikit demi sedikit untuk melawan bebatuan itu, ia dengan lembut mengikis
bebatuan itu sehingga bebatuan lainnya tidak terganggu, ia hanya melubangi
seperlunya saja untuk lewat tetapi tidak merusak yang lainnya.
Score air dan besi 1:0 untuk
rintangan ini atas kemenangan air.
Rintangan kedua mereka ialah mereka harus
melalui berbagai celah sempit untuk tiba di dasar gua. Besi mengubah dirinya menjadi mata bor yang kuat dan ia mulai berputar untuk menembus celah-celah itu. Tetapi
celah-celah itu cukup sulit untuk ditembus, semakin keras ia memutar memang
celah itu semakin hancur tetapi ia pun juga semakin terluka.
Air dengan santainya merubah dirinya
mengikuti bentuk celah-celah itu. Ia mengalir santai dan karena bentuknya yang
bisa berubah ia bisa dengan leluasa tanpa terluka mengalir melalui celah-celah
itu.
Score air dan besi 2:0.
Rintangan ketiga ialah mereka harus dapat
melewati suatu lembah dan tiba di luar gua. Besi kesulitan mengatasi rintangan
ini, ia tidak tahu harus berbuat apa, dan akhirnya ia berkata kepada air :
“Score kita 2:0, aku akan mengakui kehebatanmu jika engkau dapat melalui
rintangan terakhir ini!”.
Airpun segera menggenang sebenarnya ia
pun kesulitan mengatasi rintangan ini, tetapi kemudian air membiarkan sang
matahari membantunya untuk menguap. Ia terbang dengan ringan menjadi awan,
kemudian dengan bantuan angin yang meniupnya keseberang dan mengembunkannya
maka air turun sebagai hujan.
Air menang telak atas besi dengan
score 3:0.
Pelajaran yang kita dapatkan dari sini,
jadikanlah hidupmu seperti air. Air dapat memperoleh sesuatu dengan
kelembutannya tanpa merusak dan mengacaukan karena dengan sedikit demi sedikit
ia bergerak tetapi ia dapat menembus bebatuan yang keras.
Ingat, hati seseorang
hanya dapat dibuka dengan kelembutan dan kasih, bukan dengan paksaan dan
kekerasan. Kekerasan hanya menimbulkan dendam dan paksaan hanya menimbulkan
keinginan untuk membela diri.
Air selalu merubah bentuknya sesuai
dengan lingkungannya, ia fleksibel dan tidak kaku karena itu ia dapat diterima
oleh lingkungannya. Dan sekalipun air mengalami suatu kemustahilan untuk
mengatasi masalahnya, ia tidak mengandalkan kekuatannya sendiri. Sehingga ia
mengalami mujizat, dan dikaruniakan kemampuan untuk merubah dirinya menjadi
uap.
0 komentar:
Posting Komentar