![]() |
uefa.com |
Ditatap 100 ribu pasang mata, yang hampir semua pendukung tuan rumah, pemain-pemain
Chelsea tidak sedikitpun menunjukkan rasa gentarnya. Mereka seolah yakin
keunggulan satu gol di leg pertama membuat peluang lolos ke final Liga Champion
menjadi mudah. Padahal semua orang tahu bahwa lawan yang dihadapi adalah tim
terbaik di dunia saat ini. Bahkan sampai ada yang bilang Barcelona berasal dari
planet lain.
Tapi penampilan Chelsea dini hari tadi membuktikan bahwa El Barca bukannya
tidak bisa dikalahkan. Yang diperlukan hanyalah otak yang sedikit cerdas
dipadukan dengan keberuntungan. Ini dipunyai oleh Roberto Di Matteo dan anak
buahnya.
Di Matteo sadar bahwa sepak bola tidak boleh memiliki definisi yang
tunggal. Selama ini selalu terucap sepak bola sejati adalah permainan
menyerang. Jika sebuah tim melakukan yang sebaliknya alias bertahan, maka itu
adalah antitesis dari sepak bola, negatif
football. Sebagai Italiano, Di Matteo tidak mau terperangkap dengan
keyakinan seperti itu dan memilih melakukan dengan caranya sendiri, yang telah
diidentikkan kepada bangsanya sedemikian lama.
Chelsea boleh saja klub Inggris. Tapi jiwanya adalah Italia. Bukan saja
riwayat klub asal London ini yang sering dihunia pemain dan pelatih asal negeri
Pizza—Gianluca Vialli, Gianfranco Zola, Claudio Ranieri dan Di Matteo sendiri—melainkan
cara bermain bolanya yang pragmatis.
Seorang Andre Villas Boas berkeinginan mengubah jati diri Chelsea
tersebut di awal musim ini. Masih muda plus baru saja membawa dua trofi
bergengsi bersama FC Porto, AVB yang belajar banyak dari Mourinho tidak mau
seperti gurunya. Dia hendak membuat Chelsea tampil ofensif karena dengan
kekuatan uang Roman Abramovich pasti bisa melakukannya.
Sayang, penghuni Chelsea tidak seprogresif AVB. Apalagi tim ini dihuni
pemain-pemain tua yang pernah merasakan kejayaan dengan gaya lama. Resistensi
pun datang hingga berbuntut pada jebloknya permainan The Blues di paruh awal
musim.
AVB ditendang, Di Matteo sang asisten jadi pengganti (sementara). Kekuatan
Chelsea tetap sama karena tidak ada tambahan pemain. Tapi dengan skuad yang
sama, justru Di Matteo kembali membuat Chelsea punya harapan. Di Liga Inggris
Terry dkk. semakin mendekat empat besar; trofi piala FA tinggal selangkah lagi
direngkuh. Juga trofi yang paling diidam-idamkan pemilik klub sejak sewindu
lalu hadir di depan mata: Liga Champion Eropa.
Semua ini di luar perkiraan banyak orang. Termasuk pemain-pemain Chelsea
sendiri. Hasil yang dicapai ini adalah buah dari otak cerdas yang tahu bahwa
sebuah ide progesif yang bertujuan baik, belum tentu berhasil apabila tidak
sesuai pada tempatnya. Di Matteo paham benar apa yang ada di kepala Didier
Drogba, Frank Lampard, Terry, dsb., sehingga tidak perlu mamaksa mereka bermain
dengan cara yang asing.
Entah apakah Chelsea akan meraihnya jika tetap diasuh oleh AVB. Tapi
sejarah seolah menghendaki agar Di Matteo lah yang membuat semua ini terjadi. Bayangkan
Di Matteo yang bekas asisten itu berhasil mengalahkan tim terkuat di muka bumi
hanya dengan satu kali pertemuan. Bandingkan dengan Jose Mourinho yang sudah
sebelas kali berhadapan dengan Guardiola baru memperoleh dua kali kemenangan.
Tentu tidak kita pungkiri juga Dewi Fortuna sangat berperan. Dari dua
kali pertemuan, Peter Cech dilindungi empat kali oleh tiang gawang, dengan
puluhan tendangan berbahaya dari Messi dkk. Penguasaan bola tuan rumah dini
hari tadi mencapai 70 persen lebih dengan tendangan gawang hingga dua puluhan.
Tapi orang banyak tidak akan mempedulikannya. Hasil akhir berkata skor
berakhir imbang 2-2 sehingga Chelsea lolos agregat 3-2. Bahkan pun kartu merah
yang diberikan untuk John Terry tidak akan diingat. Pencinta sepak bola telah
dibuat sadar bahwa Los Cules ternyata adalah tim yang berasal dari bumi juga.
“Tim terbaik tidak selalu menang,” kata pencetak gol pertandingan dini
hari tadi, Fernando Torres, yang memuji lawannya. Dan Chelsea lah yang membuat
tim terbaik itu menangis karena gagal merebut juara secara beruntun di pentas
Eropa.
Selamat untuk Chelsea!!!
(Dikutip dari http://samdybola.blogspot.com)
0 komentar:
Posting Komentar